Penyakit Tanaman Tomat di Musim Hujan

Pada musim hujan, apalagi dengan intensitas hujan yang tinggi tanaman tomat yang dibudidayakan rentan terserang berbagai penyakit akibat jamur dan bakteri, yang mana serangan penyakit ini efek terburuknya dapat mengakibatkan gagal panen.

Nah, apa saja penyakit tanaman tomat di musim hujan, apa penyebabnya dan bagaimana cara mengatasinya? Berikut ini kami ulas penjelasannya secara lengkap.

PENYAKIT BERCAK DAUN ALTERNARIA/BERCAK KERING

Penyakit bercak daun ini disebabkan oleh cendawan alternaria solani. Gejala diawali dengan adanya bintik-bintik kecil berwarna coklat sampai hitam pada daun tua dan terus menjalar ke daun yang lebih muda diatasnya. Daun yang terserang akan menguning dan klorosis.

Suhu optimum untuk perkembangan penyakit ini berkisar antara 28-30 derajat Celcius dengan tingkat kelembaban yang tinggi. Biasanya penyakit ini mirip dengan penyakit phytophthora Infestans (penyakit daun).

Pengendalian dapat dilakukan secara mekanis dan kimiawi.

  1.   Pengendalian Secara Mekanis

Pengendalian secara mekanis dilakukan dengan memangkas daun yang terinfeksi, menjaga sanitasi kebun dan penjarangan tanaman.

Pangkas daun-daun yang terinfeksi sebelum berkembang pada daun lain yang masih sehat maupun ke tanaman yang lain. Pemangkasan juga berfungsi untuk mengurangi kelembaban terutama pada bagian bawah tanaman.

Lakukan sanitasi atau pembersihan lahan dari gulma, sampah dan segala sesuatu yang tidak diinginkan.

Selain itu lakukan pula penjarangan tanaman untuk mengurangi kelembaban di areal tanaman, maksudnya jika penanaman dilakukan di lahan secara langsung tanamlah dengan jarak yang agak lebar, sedangkan jika penanaman dilakukan pada polybag, atur peletakannya lebih renggang. Dengan demikian sinar matahari dapat menembus seluruh bagian tanaman dan kelembaban dapat berkurang.

  1.   Pengendalian secara Kimiawi

Pengendalian secara kimiawi dilakukan dengan melakukan penyemprotan menggunakan fungisida dengan bahan aktif difenokonazol, propineb, mancozeb dan sejenisnya.

PENYAKIT LAYU BAKTERI

Penyakit layu bakteri disebabkan oleh patogen Ralstonia solanacearum yang merupakan suatu bakteri yang dapat hidup, tumbuh, dan berkembangbiak di dalam tanah.

Ralstonia solanacearum, yang dulunya dikenal dengan nama Pseudomonas solanacearum merupakan bakteri patogen tular tanah yang menyebabkan layu pada berbagai jenis tanaman budidaya. R. solanacearum berkembang baik pada lingkungan yang bersuhu 30-35oC dan berkelembaban tinggi. Patogen ini dapat menyebar melalui tanah dan dapat bertahan hidup pada tanah serta sisa sisa tanaman dalam waktu yang lama. R. solanacearum menginfeksi inangnya melalui akar sejak dilakukan pindah tanam. Selain itu bakteri ini juga bisa menginfeksi tanaman melalui luka yang terdapat pada tanaman yang disebabkan oleh nematoda, siput dan serangga hama lainnya.

Munculnya penyakit ini sering terjadi pada saat musim penghujan karena bakteri ini dapat berkembangbiak dengan cepat, bisa sampai 2 kali lipat.

Gejala yang ditimbulkan oleh tanaman tomat yang terserang penyakit ini yaitu mula-mula terjadinya layu pada bagian pucuk daun kemudian layu seluruhnya dan warna daun berubah menjadi kekuning-kuningan. Gejala ini juga sama persis seperti gejala layu akibat jamur fusarium.

Untuk membedakannya, dapat dilakukan pengecekan dengan cara memotong bagian pangkal batang tanaman yang terserang penyakit kemudian dicelupkan ke dalam air. Jika keluar lendir putih dari batang tanaman tomat, maka dapat dipastikan tanaman tomat tersebut terserang layu yang disebabkan oleh bakteri. Bakteri menyerang tanaman tomat dengan cara masuk melalui luka dan daerah perakaran. Bakteri ini mengganggu dan menghambat sistem pengangkutan unsur hara dan air sehingga menyebabkan tanaman layu kemudian mati.

Pengendalian penyakit layu bakteri pada tanaman tomat dapat dilakukan secara mekanis dan kimiawi.

  1.   Pengendalian secara mekanis

Pengendalian secara mekanis adalah pengendalian hama penyakit secara fisik, yakni perlakuan langsung terhadap tanaman baik menggunakan alat tertentu maupun secara manual, misalnya dengan memangkas, mencabut dan mengumpulkan bagian atau keseluruhan tanaman yang terinfeksi termasuk akar, kemudian dibakar atau dibuang jauh dari areal penanaman serta memberikan bakterisida pada bekas tanaman yang dicabut, tujuannya agar penyakit tidak menyebar ke tanaman yang sehat.

Selain itu lakukan pula sanitasi kebun, penyiangan atau pembersihan gulma di sekitar tanaman untuk mengurangi kelembaban di areal sekitar penanaman. Keberadaan gulma ini juga bisa menjadi tanaman inang bagi hama penyakit.

Lakukan perbaikan drainase kebun,  jangan sampai terdapat genangan air.

Mengurangi penggunaan pupuk yang berkadar N tinggi

Melakukan rotasi tanaman dengan tanaman yang berbeda famili dengan tomat, serta menggunakan varietas unggul yang tahan terhadap penyakit.

  1.   Pengendalian Kimiawi

Pengendalian  penyakit secara kimiawi adalah pengendalian dengan menggunakan zat kimia. Karena penyakit layu bakteri pada tanaman tomat ini disebabkan oleh bakteri, maka pengendaliannya dapat dilakukan dengan mengaplikasikan bakterisida berbahan aktif Streptomisin sulfat 20% seperti merek dagang Agrept 20 WP. Adapun dosisnya sesuaikan saja dengan yang tertera pada label kemasan.

Cara aplikasinya adalah dengan menyemprotkannya pada seluruh bagian tanaman sesuai dosis, untuk tanaman yang telah terserang penyakit layu bakteri, dapat dilakukan pengendalian dengan cara menyiramkan larutan bakterisida di daerah dekat perakaran tanaman tersebut.

Demikian ulasan mengenai Penyakit Tanaman Tomat di Musim Hujan, semoga artikel ini dapat menambah wawasan dan bermanfaat untuk Anda.

Untuk membeli pestisida, benih tomat ataupun perlengkapan pertanian lainnya silakan kunjungi SentraTani.com

Referensi: Channel Youtube INFO RAGAM PERTANIAN