Pengendalian Lalat Pengorok Daun Pada Tanaman Kentang

Salah satu hama utama tanaman kentang adalah liriomyza atau lalat pengorok daun, lalat pengorok daun dikatakan hama utama pada tanaman kentang karena jika pencegahan dan pengendalian tidak dilakukan secara tepat akan sangat merugikan petani karena akibat serangan liriomyza ini menyebabkan tanaman menjadi kering dan berpotensi menggagalkan panen hingga 80-100%

Serangan hama ini diawali dengan peletakan telur lalat pada permukaan daun oleh lalat daun pada saat umur tanaman sekitar 35 hari dan serangan akan terlihat pada umur tanaman 50-60 hari setelah tanam.

Faktor yang menyebabkan liriomyza berkembang pesat diantaranya adalah adanya tanaman inang disekitar tanaman budidaya seperti tanaman kacang-kacangan.

Lalat liriomyza berukuran panjang 1,7 – 2,3 mm.  Sebagian besar tubuhnya berwarna hitam mengkilap, kecuali skutelum dan bagian samping toraks serta bagian tengah kepala berwarna kuning.  Telur berwarna putih bening, berukuran 0,28 mm x 0,15 mm. Larva berwarna putih susu atau putih kekuningan, dan yang sudah berusia lanjut berukuran 3,5 mm.  Puparium berwarna kuning keemasan hingga coklat kekuningan, berukuran 2,5 mm.

Pada tanaman kentang, lama stadium telur berlangsung 2 – 4 hari, stadium larva 6 – 12 hari, dan stadium pupa 9 – 12 hari.  Imago/dewasa betina mampu hidup selama 6 – 14 hari, dan imago jantan 3 – 9 hari. Perkawinan terjadi sehari setelah imago keluar dari pupa, dan pada hari berikutnya imago mulai meletakkan telur.  Jumlah telur yang diletakkan oleh betina selama hidupnya berkisar 50 – 300 butir, dengan rerata 160 butir. Siklus hidup lalat liriomyza pada tanaman kentang berkisar 22 – 25 hari.

Lalat betina menusuk permukaan atas atau bawah daun dengan alat peletak telurnya (ovipositor).  Lalat betina dan jantan kemudian makan cairan daun yang keluar dari tusukan tadi. Penusukan juga dilakukan oleh lalat betina pada saat menyisipkan telurnya dalam jaringan daun.

Larva yang baru keluar dari telur segera mengorok jaringan mesofil daun, dan tinggal dalam liang korokan selama hidupnya.  Korokan ini makin melebar dengan makin besarnya ukuran larva. Volume jaringan daun yang dapat dimakan oleh larva instar-3 sebanyak 600 kali lipat lebih banyak dari pada larva instar-1.  Larva instar-3 yang telah berumur lanjut kemudian keluar dari liang korokan untuk berkepompong. Umumnya liriomyza berkepompong dalam tanah. Pada timun dan kacang merah puparium sering ditemukan pada permukaan bawah daun, bahkan pada bawang merah sering ditemukan menempel pada permukaan bagian dalam rongga daun bawang.

Hama tersebut berasal dari Amerika latin dan kini telah menyebar di  berbagai negara di Eropa, Afrika dan Asia (Indonesia, Malaysia, Filipina, Vietnam), Thailand, Srilangka, India, Pakistan, Laos, China dan Banglades).

Gejala serangan

  • Pada daun menunjukkan bintik-bintik putih akibat tusukan ovipositor, dan berupa liang korokan larva yang berkelok-kelok.  Pada keadaan serangan berat, hampir seluruh helaian daun penuh dengan korokan sehingga menjadi kering dan berwarna coklat seperti terbakar.
  • Serangan dimulai sejak tanaman muncul dari permukaan tanah dan berlanjut hingga fase reproduksi.  Dampak serangan hama ini terhadap hasil tergantung pada jenis tanaman, saat serangan terjadi dan tingkat kerusakan. Secara umum kerusakan karena korokan larva lebih merugikan daripada kerusakan karena tusukan ovipositor.  Namun pada sayuran daun seperti horenso (sejenis sawi), gejala bintik-bintik putih akibat tusukan ovipositor sudah mampu menurunkan harga jual.

Pengendalian

Diantara cara pengendaliannya adalah sebagai berikut :

  1. Penggunaan varietas tahan
  2. Mengatur pola tanam yaitu dengan menanam kentang secara serempak, karena penanaman yang tidak serempak akan mengakibatkan serangan yang lebih parah.
  3. Membiarkan musuh alami seperti kumbang helm hidup pada tanaman budidaya.
  4. Gunakan perangkap kuning, perangkap/jebakan ini didasari sifat serangga yang menyukai warna kuning mencolok. Sebab warna itu mirip warna kelopak bunga yang sedang mekar sempurna. Permukaannya dilumuri lem sehingga serangga yang hinggap akan merekat sampai akhirnya mati. Umumnya serangga yang dapat terjebak adalah hama golongan apid, kutu, dan tungau yang kemudian dijadikan indikator populasi hama sekitar. Biasanya jebakan ini disebut dengan yellow sticky trap.
  5. Gunakan insektisida yang mempunyai spektrum khusus untuk pengendalian hama liriomyza dengan bahan aktif cyromazin. Akan tetapi sebelum melakukan penyemprotan menggunakan insektisida lakukan pengamatan terhadap tanaman terlebih dahulu, penggunaan insektisida dilakukan ketika serangan sudah mencapai ambang pengendalian ekonomi. Ambang ekonomi atau ambang toleransi ekonomi merupakan ketetapan tentang pengendalian keputusan waktu pelaksanaan pengendalian pestisida. Jika populasi atau kerusakan hama belum mencapai aras tersebut, penggunaan pestisida belum diperlukan. Agar hasil maksimal, penyemprotan pestisida dilakukan dengan serentak antara beberapa petani dalam satu areal persawahan yang saling berdekatan karena penyemprotan serempak ini bisa memutus siklus liriomyza tersebut.
  1. Lakukan rotasi tanaman untuk memutus siklus hidup liriomyza tersebut dengan menanam kubis pada bulan Oktober-Desember dan dilanjutkan dengan menanam padi.

Demikian ulasan mengenai pengendalian lalat pengorok daun pada tanaman kentang, semoga bisa menambah wawasan dan bermanfaat untuk anda.

Untuk membeli bibit, benih, pestisida, pupuk dan perlengkapan pertanian lainnya silakan kunjungi SentraTani.com.

Sumber : Channel Youtube aiat southsulawesi & DIREKTORAT PERLINDUNGAN HORTIKULTURA Kementerian Pertanian