Pengaruh Hujan Terhadap Tanaman

Pada musim hujan banyak petani yang mengeluhkan bahwa pada tanaman yang dibudidayakan banyak terserang penyakit hingga berujung pada kematian secara tiba-tiba.

Musim hujan biasanya terjadi pada bulan Oktober hingga Maret. Saat musim hujan tiba, hujan dapat turun setiap saat. Hujan merupakan salah satu dari siklus hidrologi yang merupakan suatu siklus perputaran air dari bumi ke atmosfer dan kembali lagi ke bumi yang berlangsung secara terus menerus.

Air hujan memiliki kandungan air atau H2O dengan persentase berkisar antara 90-99%.

Kandungan lainnya yaitu garam atau natrium, hal ini karena sumber air hujan yaitu uap dari air laut. Dan semakin mendekati daerah laut atau daerah pantai maka semakin tinggi pula kadar garamnya. Kadar garam yang tinggi pada air hujan dapat diketahui diantaranya dari besi yang cepat berkarat ketika terguyur air hujan. Kadar garam pada air hujan dapat diukur menggunakan salinity meter atau salinitas meter.

Air hujan juga memiliki kadar TDS atau total dissolved solid atau jumlah padatan yang terlarut di dalam air. Menurut penelitian, air hujan di Indonesia memiliki TDS dibawah 20 mg per liter. Angka ini merupakan angka yang sangat baik pada air hujan, sehingga dapat digunakan sebagai air minum misalnya, namun dengan catatan harus melalui pengolahan terlebih dahulu. Untuk mengetahui kadar TDS pada air hujan dapat diukur menggunakan alat berupa TDS meter. Caranya tampunglah air hujan setelah 20 menit dari hujan pertama lalu ukurlah menggunakan TDS meter.

Selain itu air hujan juga memiliki pH yang cenderung asam dan hanya sedikit yang berada pada pH ideal. Hal ini dapat dibuktikan berdasarkan data pemantauan dari BMKG pada beberapa titik yang diperoleh data bahwa masih banyak titik lokasi air hujan yang memiliki pH air dibawah 5,6 atau dibawah ideal. Menurut standar BMKG bahwa pH air 4,1-5,5 tergolong kategori pH asam.  Dan inilah yang patut diwaspadai karena pada tanah yang kondisi pHnya sudah netral lalu diguyur air hujan yang kondisinya asam dan dalam jumlah debit air yang sangat banyak pastinya dapat menurunkan pH tanah. Itulah mengapa saluran drainase pada lahan pertanian perlu tersedia dan tidak tersumbat, tujuannya agar saat turun hujan maka air dapat langsung terbuang melalui saluran drainase tersebut sehingga tidak akan terlalu mempengaruhi pH pada lahan.

pH air ini juga dapat mempengaruhi penyerapan unsur hara, bisa terserap secara optimal atau tidak. Dan serapan optimal unsur hara pada media air ini akan optimal pada pH 5,8. Dan untuk mengetahui tingkat pH air ini dapat dilakukan pengukuran menggunakan pH tester air.

Setelah memahami pH air tersebut, maka apa yang terjadi jika tanaman diguyur hujan dengan pH dibawah 5,5? Hal ini bisa saja berpengaruh pada serapan nutrisi tanaman yang pada akhirnya membuat tanaman kekurangan nutrisi yang berujung pada pertumbuhan yang tidak normal.

Selain itu tanaman yang kekurangan serapan nutrisi dapat berakibat pada sistem imun yang lemah dan tidak mampu menahan serangan dari penyakit sehingga tanaman rentan terserang penyakit dan mempercepat penyebarannya ke tanaman lain.

Lalu apa yang harus dilakukan untuk meminimalkan resiko pH asam akibat hujan?

  • Jika hujan terjadi dalam rentang sebentar dan tidak terlalu deras, maka tidak perlu dikhawatirkan karena tidak menimbulkan masalah pH atau keasaman. Akan tetapi jika hujan berlangsung lama dengan debit air yang tinggi maka hal pertama yang dapat dilakukan adalah dengan menyemprotkan atau menyiramkan air biasa dengan pH netral misalnya pH 7, supaya air hujan yang ber pH asam bisa dinetralkan dengan air tersebut.
  • Saat musim hujan tiba, pastikan bahwa tanaman betul-betul dalam kondisi sehat dan terbebas dari penyakit, mengapa demikian? Menurut Profesor Harvey Millar, pemimpin penelitian sekaligus ahli biologi energi tumbuhan dari UWA (University of Western Australia) bahwa hujan sebenarnya merupakan penyebab utama penyebaran penyakit antar tanaman. Karena ketika hujan jatuh di antara dedaunan, tetesan kecil air memantul ke segala arah, bahkan satu tetesan saja dapat menyebar hingga 10 meter ke tanaman di sekitarnya yang bisa saja membawa penyakit pada tanaman lainnya. Inilah kenapa saat musim hujan tanaman harus dipastikan dalam kondisi sehat. Dan jika perlu siapkan dahulu imunitas tanaman dengan cara menyediakan agens hayati seperti trichoderma yang bisa membantu mengendalikan penyebaran jamur atau cendawan penyebab penyakit. Atau bisa juga dengan menyemprotkan fungisida non sistemik atau fungisida yang bersifat preventif/pencegahan.
  • Mengingat banyaknya penyakit dan virus yang bisa berkembang dan menyebar dengan media hujan, akibat dari kelembaban yang tinggi, penyakit dan virus tersebut juga menyebar akibat air yang lewat apalagi menggenang. Dengan demikian selain memperkuat imunitas tanaman sebagaimana tersebut diatas, saluran drainase juga perlu diperhatikan agar air hujan yang turun tidak menggenang pada lahan.

Demikian ulasan mengenai Pengaruh Hujan Terhadap Tanaman, semoga artikel ini dapat menambah wawasan dan bermanfaat untuk Anda.

Untuk membeli fungisida ataupun perlengkapan pertanian lainnya, silakan kunjungi SentraTani.com.

Referensi: Channel Youtube Penyuluh Pertanian Lapangan