PAK BENO – Begawan Alpukat Kendil Temanggung

PAK BENO – Begawan Kendil Temanggung

Oleh : Sutiyono, Sukorejo

Belum genap sepekan dari silaturahmi yang pertama, kali ini kami datang lagi dengan rombongan besar. Ada rombongan Pak Yudi Lurah Gondang, Sentra Alpokat Kendal, Muhammadiyah Sukorejo, dan rombongan Pesantren Darul Arqom Patean untuk bersama-sama ngangsu kaweruh dan tertutar virus “mimpi tani’ dari Sang Inspirator. Pada pertemuan kedua ini, tuan rumah pun lebih lengkap – Ada Mas Bayu sang putra mahkota, pemuda tampan yang kuliah di fakultas pertanian ini berperan sebagai manajer pemasaran bibit alpokat. Selain Mas Bayu, ada juga Mas Angga, alumni UGM yang bertugas mengurus segala sesuatu tentang pemasaran “alpokat kendil” di Yogyakarta.

Pada kesempatan kali ini, kami diberi menu pembuka yaitu tentang filosofis Pak Beno bertani alpokat, diawali keinginan mengganti tembakau yang telah menjadi ikon Temanggung, tentang kegelisahan beliau karena tembakau identik dengan hutang berbunga tinggi, juga tentang perjalanan beliau mencoba menanam pisang yang perputarannya dirasa lambat, tidak ketinggalan tentang jipang/labu, bahkan jambu getas merah yang membahana, ternyata beliau yang mengawalinya. Beliau mendapatkan jambu getas merah dari Lamtoro Gung Perkasa, pada tahun 2009. Tentang jambu getas merah yang sempat menggegerkan dunia perbuahan, ternyata ada sisi lain yang beliau dibuat terhenyak, suatu ketika Pak Beno ditelpon putranya yang kebanjiran di Kendal, disinyalir salah satu penyebab banjir adalah disebabkan banyaknya limbah plastik pembungkus jambu serta buah yang dibuang karena harga jatuh. Di tengah perenungan panjangnya, Pak Beno ditelpon oleh sobat karibnya beliau adalah Pak Prakoso (Obor Tani). Pak Beno diajak jalan-jalan ke Amerika Tengah, Hawai hingga Guatemala. Dari perjalanan tersebut diperoleh buah tangan spesial untuk kita, berupa bibit alpokat Hawai. Setelah dikembangkan dan memenangkan kontes alpokat di Aceh pada tahun 2015, Bapak Gubernur Jateng meminta untuk mengganti nama alpokat hawai tersebut dengan nama yang lebih akrab dengan lidah Temanggung. Dipilihlah “Kendil Gati” sebagai nama penggantinya. Kendil berarti “katon elok, nanging dadi impening lelampah”, dan Gati bermakna pusat perhatian.

sejarah alpukat kendil

Bibit utama alpokat Kendil Gati terus dikembangkan. Selain bimbingan teknis, pemilihan pucuk untuk menyambung/okulasi, ada cabang primer, cabang sekunder, yang dipakai. Ada juga ranting kipas, ranting cacing dan ranting balik, yang jika digunakan, hanya akan memberikan angin surge aja, subur tapi kurang menghasilkan. Bukan sekedar teori, pada kesempatan yang sangat luar biasa ini kami ditunjukkan secara langsung contoh pemangkasan, jenis-jenis alpokat yang nilai ekonomis rendah, tehnis okulasi, pemupukan, dan pohon induk ( F1). Pemaparan yang diberikan tentunya sambil out bond ke kebun yang dikelola Pak Beno. Salah satu kebun yang kami kunjungi memiliki luas 2 ha. Menurut penuturan beliau, saat ini sudah mengebunkan lebih dari seribu pohon sejak tahun 2014.

Usai berjalan jalan di kebun, diskusi dilanjutkan di rumah bersama Mas Angga sebagai menejer pemasaran yang mangkal di Yogyakarta. Beliau memaparkan bahwa sampai saat ini semua hasil panen Pak Beno belum mampu memenuhi permintaan pasar. itu artinya dibuka lebar bagi petani yang memang berminat dan bersungguh-sungguh ingin bergabung, tentu dengan bimbingan teknis dari Team Mimpi Tani untuk dapat menjaga kualitas dan membantu pemasaran. Pada 24 Desember 2020, alpokat hasil kebun Mimpi Tani diterima oleh Superindo dengan harga Rp 40.000/kg, saat yang sama harga alpokat di tingkat petani kisaran Rp 20.000 untuk kualitas baik. Dari fenomena perbedaan harga pasar tersebut, Pak Beno memberikan wanti-wanti agar para calon penanam berorientasi ke pasar nasional bahkan internasional dengan senantiasa menjaga mutu produk.

Alhamdulillah, Allah SWT mempertemukan kami dengan orang sholeh, pinter dan peduli, menambah pasukan untuk berbuat kebaikan di bumi tercinta. Seakan menjawab doa-doa kami yang selalu terpanjat sejak berpuluh tahun silam bahkan di tempat mustajab, “Ya Allah tambahan pada kami, saudara-saudara yang lebih banyak lagi, yang sholeh dan peduli, kaya juga pintar untuk membangun, karena permasalahan umat begitu kompleks, amin.

Tretep, 24 Desember 2020