Hama Tanaman Semangka dan Cara Mengatasinya

Salah satu kendala dalam budidaya tanaman semangka adalah serangan hama. Serangan hama ini dapat menurunkan produksi buah tanaman semangka bahkan pada serangan yang parah dapat mengakibatkan gagal panen. Maka dari itu agar serangan hama tidak semakin parah pengendaliannya harus dilakukan sejak dini.

Nah apa saja hama tanaman semangka dan bagaimana cara mengatasinya? Berikut ini penjelasan selengkapnya.

1. Gangsir (Brachytrypes portentosus Licht)

Hama  gangsir ini sangat ditakuti oleh petani semangka karena menyerang tanaman semangka dengan membunuh tanaman yang masih muda. Bagian yang diserang biasanya batang tanaman yang masih muda terutama tanaman yang baru saja ditanam di lahan dari persemaian. Hama ini lebih aktif menyerang pada malam hari, dengan cara memotong batang bibit semangka namun tidak memakannya. Hama ini dapat mudah diketahui keberadaannya, dengan melihat tanda adanya onggokan tanah pada muka liang karena hama ini bersembunyi di dalam tanah dengan membuat liang dalam tanah.

Untuk pengendaliannya dapat dilakukan dengan sanitasi lingkungan, melindungi tanaman semangka yang masih kecil menggunakan gelas plastik/cup yang telah diberi lubang.

Sedangkan pengendalian secara kimiawinya menggunakan insektisida dengan kandungan bahan aktif deltametrin 25 g/l, adapun untuk dosis dan cara penggunaannya sesuaikan saja dengan anjuran yang tertera pada label kemasan.

2. Ulat Grayak (Spodoptera Litura)  

Ulat ini menyerang daun tanaman semangka sehingga menjadi bolong-bolong dan rusak. Selain itu bahkan spesies spodoptera litura ini juga sudah mulai menyerang dan melubangi buah  semangka.

Untuk mengendalikannya dapat dilakukan melalui pola rotasi tanaman, menggunakan sex pheromone ugratas merah, menggunakan musuh alami.

Sedangkan pengendalian kimiawinya dapat dilakukan penyemprotan menggunakan insektisida yang berbahan aktif sipermetrin, deltametrin, klorfluazuron betasiflutrin, profenofos, bacillus thuringiensis atau lamda sihalotrin.

3. Ulat Buah (Helicoverpa armigera)

Ulat buah semangka ini menyerang tanaman semangka pada bagian buahnya, buah digerek sehingga menyebabkan busuk.

Untuk mengendalikannya dapat dilakukan melalui eradikasi atau memangkas dan memotong buah yang terserang serta dapat pula dengan menggunakan musuh alaminya.

Sedangkan pengendalian kimiawinya dapat dilakukan penyemprotan menggunakan insektisida yang berbahan aktif sipermetrin, deltametrin, klorfluazuron betasiflutrin, profenofos, bacillus thuringiensis atau lamda sihalotrin. 

4. Thrips

Hama jenis ini memiliki ciri-ciri tubuh berukuran kecil ramping, warna kuning pucat kehitaman, mempunyai sungut badan beruas-ruas.

Gejala serangannya yaitu daun tanaman semangka berubah warna seperti perunggu, terutama pada bagian permukaan daun bawah. Lambat laun daun menjadi keriting, mengering, dan tanaman kadang kala mati.

Untuk mengendalikan hama  thrips dapat dilakukan dengan cara pergiliran tanaman yang bukan famili cucurbitaceae, mengatur waktu tanam yang serentak, menjaga kebersihan kebun dan juga menggunakan musuh alami.

Sedangkan pengendalian kimiawinya dapat dilakukan penyemprotan insektisida berbahan aktif karbosulfan, formetanat hidroklorida, piraklorofos dan imidakloprid.

5. Kutu Kebul (Bemisia Tabaci)

Hama ini memiliki ciri-ciri tubuh berwarna putih, bersayap dan seluruh tubuhnya diselimuti serbuk putih.

Kutu kebul menyerang tanaman semangka dengan cara menghisap cairan daun semangka, sehingga menyebabkan kerusakan pada jaringan maupun sel-selnya.

Cara pengendaliannya dapat dilakukan dengan melakukan sanitasi lingkungan, pengaturan jarak tanam agar tidak terlalu rapat, rotasi tanam, pemasangan perangkap kuning, eradikasi bagian yang terserang serta  menggunakan musuh alami.

Adapun pengendalian kimiawinya dapat dilakukan penyemprotan insektisida berbahan aktif imidakloprid, karbosulfan,prothiofos,diafentiuron, tiametoksam.

6. Lalat pengorok daun (Liriomyza sp.)

Tanda serangan lalat pengorok daun ini berupa jalur korokan berbentuk guratan-guratan berwarna perak. Pada serangan berat, guratan tersebut hampir merata di helaian daun, tanaman akan sulit tumbuh karena proses fotosintesis terganggu.

Cara pengendaliannya dapat dilakukan dengan melakukan sanitasi, menimbun bagian-bagian tanaman yang terserang, pemangkasan daun-daun yang terserang kemudian dibakar, pemasangan yellow sticky trap, menggunakan musuh alami.

Sedangkan pengendalian kimiawinya dapat dilakukan penyemprotan insektisida berbahan aktif abamektin, bensultap, bacillus coagulans, siromazin, piretroid dan organofosfat.

7. Kumbang Koksi (Henosepilachna spp)

Larva dan imago hidup pada permukaan daun dan memakan jaringan daun, meninggalkan tulang daun sehingga daun berlubang-lubang.

Cara pengendaliannya dapat dilakukan dengan melakukan pergiliran tanaman, menggunakan musuh alami.

Sedangkan pengendalian kimiawinya dapat dilakukan penyemprotan insektisida berbahan aktif profenofos, diafentiuron, metidation, tiodikarb.

8. Kumbang daun (Aulacophora femoralis motschulsky)

Hama kumbang daun ini aktif pada malam hari dan terbang dari satu tanaman ke tanaman lain dengan cepat. Sasaran serangan adalah memangsa daun hingga menjadi bolong-bolong.

Cara pengendaliannya dapat dilakukan dengan menangkap hama tersebut, melakukan pergiliran tanaman, pengolahan tanah sempurna, sterilisasi tanah serta menggunakan musuh alami.

Sedangkan pengendalian kimiawinya dapat dilakukan penyemprotan insektisida berbahan aktif profenofos, diafentiuron, metidation dan tiodikarb.

9. Kutu dan aphids (Aphis gossypii Glover).

Hama  kutu ini dapat berperan ganda, yakni sebagai hama dan vektor virus. Gejala serangannya adalah daun-daun mengkerut sampai keriting, terutama pada bagian daun-daun muda (pucuk).

Cara pengendaliannya dapat dilakukan dengan melakukan tanam serentak, rotasi tanaman, mengurangi ragam tanaman inang di sekitar kebun serta menggunakan musuh alami.

Sedangkan pengendalian kimiawinya dapat dilakukan penyemprotan insektisida berbahan aktif beta siflutrin, imidakloprid, profenofos, deltametrin, tiodikarb dan protiofos.

10. Lalat buah (Dacus spp)

Hama lalat buah ini bersifat pemangsa segala jenis tanaman, selain pada tanaman semangka juga menyerang buah melon atau mentimun.

Hama ini menyerang tanaman semangka dalam bentuk larva. Larva akan tinggal di dalam buah semangka dan memakan jaringan daging buah. Gejala yang ditimbulkan oleh hama ini akan menyebabkan buah semangka menjadi busuk.

Cara pengendaliannya dapat dilakukan dengan melakukan eradikasi buah yang terserang, menggunakan musuh alami dan juga pemasangan perangkap beracun yang mengandung metil eugenol.

 

Demikian ulasan mengenai Hama Tanaman Semangka dan Cara Mengatasinya, semoga artikel ini dapat menambah wawasan dan bermanfaat untuk Anda.

Untuk membeli benih semangka, insektisida ataupun perlengkapan pertanian lainya, silakan kunjungi SentraTani.com.