Penyebab Penyakit Rebah Kecambah dan Cara Mengatasinya

Pernahkah Anda mengalami ketika menyemai cabai, tomat, terong atau yang lainnya tiba-tiba layu, pada pangkal batang bibit (perbatasan akar dan batang) mengalami pembusukan atau layu berwarna coklat, bibit rebah dan lama kelamaan bibit tanaman akan mati. Jika pernah itulah yang dinamakan penyakit rebah kecambah.

Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Rhizoctonia solani Kurn. dan Pythium spp. yang banyak menyerang tanaman muda di persemaian.

Gejala  serangan  yang  disebabkan  oleh  serangan  cendawan  R.  solani  ditandai adanya luka berwarna coklat di pangkal batang, sehingga batang tersebut patah dan akhirnya  mati.  Gejala  serangan  yang  disebabkan  oleh  cendawan  Pythium  spp. ditandai dengan adanya warna coklat di pangkal akar dan membusuk.

Tanaman inang cendawan ini antara lain ialah cabe, tomat, kubis, paria, mentimun, dan tanaman muda lainnya. 

Dan untuk mengetahui apa saja Penyebab Penyakit Rebah Kecambah Dan Cara Mengatasinya, berikut ini kami ulas penjelasannya.

Penyakit rebah kecambah ini dibagi menjadi 2, yaitu:

  1. Rebah kecambah sebelum tunas tumbuh ke permukaan tanah yaitu pada usia 0-10 hari (masa pertumbuhan tunas). Jika pada usia ini bibit tanaman terserang rebah kecambah maka akibatnya kemungkinan besar bibit tidak akan tumbuh dan mati.
  2. Rebah kecambah di usia 10 keatas gejalanya tiba-tiba layu, pada pangkal batang bibit (perbatasan akar dan batang) mengalami pembusukan atau layu berwarna coklat, bibit rebah dan lama kelamaan bibit tanaman akan mati.

Penyakit rebah kecambah ini bisa diatasi dan bisa juga dicegah, namun alangkah baiknya melakukan pencegahan, karena mengatasi bibit yang sudah terserang akan sulit.

Untuk pencegahan agar serangan tidak terjadi adalah sebagai berikut:

  • Merendam benih yang akan disemaikan dalam larutan fungisida agar bibit terproteksi dari serangan jamur. Perendaman ini dilakukan selama 1 hari 1 malam kemudian diperam hingga berkecambah dan barulah ditanam pada media persemaian.
  • Saat menyemai atau menanam biji usahakan jangan terlalu dalam, karena jika terlalu dalam resiko biji terinfeksi jamur lebih tinggi. Hal ini karena bagian dalam media semai biasanya menyimpan air lebih lama, dimana hal ini berpotensi menumbuhkan jamur dan menginfeksi biji di dalamnya.
  • Menggunakan media semai yang steril yang aman dari bibit jamur dan penyakit, terutama dalam menggunakan pupuk seperti pupuk kandang, kotoran hewan atau kompos pastikan yang sudah benar-benar matang atau melalui proses fermentasi.
  • Menggunakan air yang bersih saat melakukan penyiraman bibit di persemaian. Air bersih disini artinya air yang aman dari paparan jamur patogen penyebab penyakit.
  • Hindari melakukan penyiraman yang berlebihan untuk menekan pertumbuhan jamur pada media persemaian. Penyiraman yang berlebihan tentu akan menyebabkan kelembaban yang berlebihan pula pada media tanam yang akibatnya rentan ditumbuhi jamur.

Adapun jika sudah dilakukan tahapan diatas namun penyakit rebah semai masih terjadi maka lakukanlah penyemprotan fungisida untuk mengobatinya. Dan untuk fungisida yang disarankan adalah fungisida sistemik, dan gunakanlah dosis terendah dan diaplikasikan 3-7 hari sekali.

Demikian ulasan mengenai Penyebab Penyakit Rebah Kecambah Dan Cara Mengatasinya, semoga artikel ini dapat menambah wawasan dan bermanfaat untuk Anda.

Untuk membeli benih, bibit tanaman ataupun perlengkapan pertanian lainnya, silakan kunjungi SentraTani.com

Referensi: Channel Youtube Henry Tani