Penyakit Karat Daun Pada Jagung dan Cara Mengatasinya

Jagung merupakan tanaman pangan utama dunia dan di Indonesia menempati urutan ke 2 setelah padi. Tanaman jagung tumbuh baik di daerah panas dan dingin dengan curah hujan dan irigasi yang cukup.

Namun selama satu siklus hidupnya, setiap bagian jagung peka terhadap sejumlah penyakit sehingga dapat menurunkan kuantitas dan kualitas hasil.

Tanaman yang terinfeksi penyakit tidak dapat melakukan aktivitas fisiologis secara sempurna yang akan mengakibatkan tidak optimalnya produksi baik kualitas maupun kuantitas. Misalnya spora cendawan yang tumbuh pada bagian tanaman akan menghambat proses fotosintesis sehingga pertumbuhan melambat dan produksinya rendah.

Salah satu penyakit yang banyak menyerang tanaman jagung adalah karat daun. Penyakit karat daun disebabkan oleh cendawan puccinia polysora, penyakit ini termasuk endemis dan sering menjadi penyebab utama rendahnya hasil jagung di beberapa daerah sentra produksi jagung di Indonesia.  Dan juga dapat mengakibatkan kerugian yang tidak sedikit bahkan gagal panen.

Gejala umum penyakit karat daun adalah pada permukaan daun atas dan bawah terdapat bercak-bercak kecil atau uredinia bulat sampai oval. Bentuknya seperti bisul berwarna coklat atau merah oranye. Bercak ini menghasilkan uredospora seperti karat yang berperan sebagai sumber inokulum dalam menginfeksi tanaman jagung lain melalui angin.

Gejala awal adalah adanya bisul atau pustules pada permukaan daun bagian atas dan bawah dengan warna coklat kemerahan tersebar lalu berubah warna menjadi hitam kecoklatan. Penampakan cendawan seperti karat yang terus menyebar bahkan bisa menyerang pelepah daun dan batang terutama pada varietas yang rentan.

Penyakit ini termasuk tular tanah atau soil bone dan tular udara atau air bone, dimana spora dapat hidup dalam tanah maupun sisa-sisa tanaman. Pada tingkat serangan berat daun menjadi kering sehingga mematikan tanaman.

Penyakit karat daun ini ditemukan pada daerah rendah menengah sampai dataran tinggi, bahkan pada ketinggian 1200 mdpl. Bisa menyerang pada musim hujan sampai kemarau dengan intensitas serangan tertinggi pada musim hujan.

Untuk mengetahui bagaimana cara mengatasi atau mengendalikan penyakit karat daun pada tanaman jagung, berikut ini kami ulas penjelasannya secara lengkap.

KULTUR TEKNIS

Pengendalian karat daun secara kultur teknis dapat dilakukan dengan pengolahan tanah maksimal atau maximum tillage dengan menambahkan kapur dolomit dan kompos atau pupuk kandang. Dan menggunakan jarak tanam yang renggang sehingga bisa mengurangi kelembaban terutama pada musim penghujan.

SANITASI AREA

Lakukan sanitasi area yaitu membersihkan lahan dari sisa tanaman dan gulma, terutama yang berpotensi menjadi inang alternatif spora patogen. Selain itu lakukan pula pengaturan drainase yang baik agar tidak terjadi genangan air.

BENIH BERMUTU DAN UNGGUL

Untuk menghindari serangan penyakit karat daun maka gunakanlah benih bermutu dan unggul yang tahan terhadap penyakit karat daun.

MENAIKKAN DOSIS PUPUK KCL

Cara selanjutnya yaitu dengan menaikkan dosis pupuk KCL pada pupuk dasar dari 100 kg per hektar menjadi 150 kg per hektar.

PENYEMPROTAN PUPUK DAUN

Lakukan penyemprotan pupuk daun yang mengandung kalsium dan boron pada usia tanaman jagung 14 hari setelah tanam.

PENGENDALIAN SECARA KIMIA

Lakukan pengendalian secara kimia yang dilakukan 2 tahap, yaitu

  • Perlakuan benih atau seed treatment dengan menggunakan fungisida yang dikombinasikan dengan insektisida sebelum benih ditanam.
  • Perawatan tanaman muda atau maintenance yaitu melakukan penyemprotan tanaman dengan fungisida yang bersifat sistemik dan kontak pada usia tanaman 7, 21 dan 42 hari setelah tanam.

Demikian ulasan mengenai Penyakit Karat Daun Pada Jagung dan Cara Mengatasinya, semoga artikel ini dapat menambah wawasan dan bermanfaat untuk Anda.

Untuk membeli benih jagung, pestisida ataupun perlengkapan pertanian lainnya, silakan kunjungi SentraTani.com

Referensi: Channel Youtube Ir. Boy Buldansyah