5 Dari 10 Orang Terkaya di Indonesia 2016 Memiliki Bisnis Pertanian

Selama ini, masih banyak yang menganggap sektor pertanian bukanlah sektor yang cukup seksi untuk digarap. Namun, anggapan ini pupus, manakala paparan fakta menunjukkan bahwa separuh orang terkaya di Indonesia, memupuk sebagian kekayaan mereka dari sektor pertanian tersebut.

orang terkaya di Indonesia 2016 versi Forbes

Kelompok orang terkaya ini, memiliki visi yang jauh melampaui batas pandang masyarakat Indonesia pada umumnya. Dimana sebagian masyarakat Indonesia menganggap bahwa sektor pertanian tidak memiliki prospek yang cukup besar untuk menghasilkan kekayaan.

Padahal, Indonesia memiliki lahan yang cukup potensial untuk mengembangkan bisnis pertanian. Lahan yang subur, ketersediaan lahan yang luas, serta latar belakang masyarakat Indonesia di masa lalu sebagai petani. Hal tersebut merupakan sebuah modal dan potensi yang bila dikembangkan akan mampu menciptakan kesejahteraan bagi para pelaku usaha pertanian tersebut.

Para Konglomerat Pertanian

Lalu siapa saja para konglomerat Indonesia, yang berhasil memupuk kekayaan mereka dari sektor pertanian? Dari sepuluh orang terkaya di Indonesia, lima orang konglomerat terkaya yang berhasil memiliki kekayaan dari sektor pertanian antara lain Chairul Tanjung, Murdaya Poo, Peter Sondakh, Eddy Kusnadi Sariatmadja dan Bachtiar Karim.

Nama-nama yang tersebut di atas ini, merupakan lima orang terkaya di Indonesia, yang masuk dalam daftar sepuluh orang terkaya di Indonesia versi majalah Forbes 2016.

Chairul Tandjung, seorang pengusaha yang dikenal sebagai pemilik beberapa sektor bisnis besar, mulai dari sektor retail, keuangan hingga media ternyata tetap memiliki keyakinan bahwa sektor pertanian dan perkebunan menjadi salah satu cara untuk menghasilkan kekayaan. Hal ini dibuktikan dengan pembukaan lahan perkebunan kelapa sawit di Kalimantan, yang memiliki luas mencapai 60.000 hektar.

Perkebunan kelapa sawit yang dikelola melalu CT Agro tersebut, menyumbangkan sebagian kekayaan yang berhasil dipupuk oleh Chairul Tandjung. Dan hal ini membuat Chairul Tandjung mampu memiliki kekayaan yang menjadikannya salah satu orang terkaya di Indonesia.

Murdaya Poo. Nama ini mungkin tidak lagi asing bagi masyarakat Indonesia. Keyakinannya berbisnis di sektor pertanian dan perkebunan, diwujudkan dengan mendirikan beberapa perusahaan yang aktif membuka lahan untuk perkebunan tebu dan kelapa sawit.

Peter Sondakh, nama yang juga masuk ke dalam daftar manusia terkaya di Indonesia ini juga melirik sektor perkebunan dan pertanian sebagai salah satu mesin pengisi pundi kekayaannya. Pria asal Manado ini, melejit kekayaannya, bahkan setelah melepaskan kepemilikannya di produk rokoknya yang sudah terkenal yaitu Bentoel.

Banyak yang menyebutkan strateginya melepaskan Bentoel adalah keputusan keliru, mengingat Indonesia merupakan pangsa pasar strategis untuk konsumsi rokok. Namun demikian, hal ini tidak membuatnya kehilangan potensi kekayaannya. Sektor perkebunan dipilih sebagai bidang usaha untuk mempertebal pundi kekayaannya.

Konglomerat Indonesia lain yang memiliki sebagai kekayaan dari sektor pertanian adalah Eddy Kusnadi Sariaatmadja. Meski dikenal sebagai pemegang saham mayoritas di salah satu stasiun televisi swasta besar Indonesia, namun kisah suksesnya di bisnis perkebunan tidak boleh diabaikan.

Pada saat ini, Eddy Kusnadi Sariaatmadja dikenal sebagai salah satu pengusaha yang memiliki kelompok perkebunan tertua di Indonesia.  PT. London Sumatra Plantation, Tbk dikenal memiliki komoditas seperti karet, coklat, karet, kopi, kelapa sawit dan lain sebagainya. Bisnis di sektor perkebunan ini, mampu mendongkrak kekayaan dari pria kelahiran 11 Desember 1963 tersebut dan menjadikannya sebagai salah satu diantara sepuluh manusia terkaya di Indonesia.

Bachtiar Karim, adalah satu nama konglomerat terkaya di Indonesia yang juga bergerak di sektor perkebunan. Bahkan Bachtiar Karim menjadikan sektor ini sebagai salah satu unit usaha utamanya untuk bisa menimbun kekayaan.

Kelapa sawit merupakan penopang utama kekayaan Bachtiar Karim. Melalui berbagai produk turunan dari kelapa sawit inilah, Bachtiar Karim mampu bertahan dan tidak terpengaruh dengan fluktuasi harga minyak sawit dunia.