Teknologi Budidaya Cabai Rawit Ramah Lingkungan

Salah satu komoditas unggulan nasional hortikultura adalah aneka cabai termasuk cabai rawit. Cabai merupakan komoditas agribisnis yang besar pengaruhnya terhadap dinamika perekonomian nasional sehingga dimasukkan dalam jajaran komoditas penyumbang inflasi yang terjadi setiap tahun.
Budidaya tanaman sayuran selama ini sering diidentikkan dengan penggunaan bahan kimia terutama pestisida yang berlebihan, kondisi ini harus segera dikendalikan karena akan berdampak negatif terhadap lingkungan dan kehidupan manusia. Residu bahan kimia dapat terakumulasi di dalam jaringan tanaman dan tetap bertahan sampai dikonsumsi oleh manusia.


Adapun teknologi budidaya cabai rawit ramah lingkungan, berikut ini tahapan-tahapan beserta penjelasannya.
Untuk mengurangi residu bahan kimia diperkenalkan budidaya ramah lingkungan dengan menggunakan agensia hayati seperti PGPR, trichoderma spp, biovera spp untuk menekan pertumbuhan patogen serta pengendalian hama dengan menggunakan perangkap lalat buah, lalat patek, metil  eugenol, perangkap kuning, tanaman border, tanaman refugia serta penggunaan pestisida nabati.


TAHAP PENYEMAIAN BENIH
Sebelum disemai pilihlah benih unggul yang bebas dari OPT. Semai benih pada tray semai yang telah diberi media tanam persemaian atau bisa juga menggunakan soil block seedling dengan cara memasukkan campuran media semai ke dalam alat cetak soil block, padatkan kemudian tekan dalam tray sampai media semai tercetak dalam tray kayu, masukkan satu per satu biji pada lubang media semai tercetak, tutup dengan media penutup sisa media semai lalu ratakan, bibit dipelihara hingga siap untuk dipindah tanam atau transplanting.

TAHAP PENGOLAHAN TANAH

Pengolahan lahan dilakukan dengan cara :

  1. Olah lahan dengan menggunakan cangkul atau bajak
  2. Lahan dicangkul atau dibajak dengan kedalaman 30 cm sampai gembur
  3. Tanah diratakan dan dibersihkan dari gulma dan sisa-sisa tanaman
  4. Buat bedengan pada areal tanam dengan lebar 1,5 m, antara bedengan dibuat parit sedalam 50 cm dan lebar 50 cm.
  5. Tanah di atas bedengan dicangkul hingga gembur dan diberi trichoderma sesuai dosis
  6. Solarisasi lahan dilakukan untuk pengendalian jamur dan organisme merugikan yang masih ada didalam tanah mengingat lahan yang akan dipakai merupakan lahan yang sering ditanami cabai, adapun cara solarisasi lahan yaitu :
    Tutup lahan yang sudah dibuat bedengan kasar dengan plastik UV  ketebalan 0,6 mm
    Kuatkan plastik dengan mengunci samping kanan kiri menggunakan bambu atau sujen agar tidak lepas jika terkena angin
    Tutup lahan selama 2 minggu.
    Kering anginkan selama 3 hari
  7. Untuk pelindung hama, tanam tanaman border berupa jagung manis caranya siapkan benih jagung manis tugal secara zig-zag di sekeliling lahan dengan jarak 10-15 cm, lalu masukkan benih jagung satu persatu pada lubang.
  8. Tanam juga tanaman refugia yang berfungsi sebagai wahana berkembangnya musuh alami dengan cara yaitu, siapkan bibit tanaman refugia berupa bunga kenikir, bunga kertas maupun bunga matahari yang siap tanam, buat lubang tanam di sekeliling lahan atau di pematang lahan, masukkan bibit  tanaman refugia kedalam lubang tanam.

PEMUPUKAN DASAR
Taburkan pupuk kompos yang sudah jadi sebanyak 20 ton per hektar di atas bedengan
Taburkan pupuk NPK ( 15:15:15 ) di atas bedengan  dengan dosis 200 kg/ha
Campurkan pupuk dan tanah dengan cara dicangkul sekaligus untuk menghaluskan tanah pada bedengan dan kembali bedengan rapikan.


Pasang mulsa plastik pada bedengan dengan cara :
Bentangkan plastik mulsa hitam perak di atas bedengan
Kunci plastik dengan mengunci samping kanan kiri menggunakan bambu atau sujen agar tidak lepas jika terkena angin
Buat lubang tanam dengan jarak 50 cm x 50 cm
Buat 2 baris lubang tanam pada setiap bedengan.


TAHAP PENANAMAN
Pindahkan bibit cabai yang sudah berumur 30 hari ke lahan siap tanam. Lakukan pemasangan ajir untuk membantu menopang batang tanaman cabe rawit agar tanaman tidak roboh
Cara pemasangan ajir adalah sebagai berikut :
Potong bambu dengan ukuran panjang 2 meter
Tancapkan pada setiap lubang tanam
Ikat tanaman dengan ajir bambu menggunakan tali rafia


PEMUPUKAN SUSULAN

  1. Pupuk NPK mutiara dilakukan setiap 2 minggu sekali dengan dosis 1 kg pupuk dilarutkan dalam 60 liter air, dan 200 ml per tanaman
  2. Aplikasikan agensia hayati ( Beauveria sp dan Trichoderma sp ) dengan interval bergantian setelah pindah tanam di lapangan
    Beauveria diaplikasikan setiap hari Senin dengan dosis 10 ml/ liter air dengan cara disemprot
    Trichoderma diaplikasikan setiap hari kamis dengan dosis 10 ml/ liter air dengan cara disemprot.
  3. Sedangkan PGPR diaplikasikan setiap 2 minggu sekali setiap hari Selasa bersamaan dengan aplikasi pupuk NPK mutiara dengan dosis 10 ml/liter air dengan cara dikocor
  4. Dosis per tanaman untuk setiap agensia hayati adalah 200 ml/tanaman
  5. Aplikasikan pupuk organik cair (POC) setiap 2 minggu sekali dengan dosis 20 ml/10 liter air atau 2 tutup botol /10 liter air


PENYIRAMAN
Kelembaban tanah yang merata selama masa pertumbuhan sangat penting untuk tanaman cabai, dipertahankan 60-80% kapasitas lapang.
Pengairan atau penyiraman dapat dilakukan secara bersama-sama dengan pengocoran atau terpisah.


PENGENDALIAN HAMA PENYAKIT
Pengendalian OPT tanaman cabe ramah lingkungan dilakukan sejak olah tanah seperti :

  • Solarisasi lahan selama 2 minggu untuk memberikan efek menurunkan populasi patogen di dalam tanah.
  • Menggunakan agensia hayati seperti PGPR, trichoderma dan beauveria untuk menekan populasi patogen maupun hama awal pada pertumbuhan cabe dengan teknis pengaplikasian sebagaimana diterangkan diatas.
  • Penggunaan mulsa plastik
  • Menanam tanaman refugia sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya.

Pengendalian gulma dapat dilakukan secara manual yaitu dengan cara penyiangan, cabut rumput atau tanaman pengganggu lain yang berada di lahan.
Gunakan juga pestisida nabati.
Pemasangan perangkap kuning untuk hama kutu kebul yang merupakan vektor virus gemini penyebab penyakit kuning, cara pemasangan perangkap kuning yaitu :

  • Siapkan botol bening bekas air mineral atau lainnya yang berukuran sedang sekitar 500 ml
  • Potong kertas berwarna kuning mencolok sesuai ukuran botol
  • Masukkan kertas ke dalam botol bening
  • Siapkan ajir bambu dengan ukuran panjang 2 meter dan tancapkan pada lahan
  • Tancapkan botol berisi kertas kuning di atas ajir
  • Oleskan lem tikus pada bagian luar botol


Pemasangan metil eugenol yang digunakan sebagai perangkap hama lalat buah. Jumlah metil eugenol yang dipasang untuk lahan seluas 1 hektar adalah 10-15 buah. Cara pemasangan metil eugenol adalah sebagai berikut :

  1. Siapkan ajir bambu untuk memasang metil eugenol
  2. Siapkan larutan sabun cuci
  3. Masukkan larutan sabun cuci ke dalam tempat yang tersedia
  4. Masukkan antraktan metil eugenol ke dalam tempatnya
  5. Tutup dengan sempurna
  6. Pasang metil eugenol beserta tempatnya  dan gantung pada ajir bambu
  7. Letakkan pada lahan cabe rawit

 
TAHAP PEMANENAN
Tanaman cabai yang ditanam pada dataran rendah dapat dipanen 60-80 HST, sedangkan di dataran tinggi biasanya waktu panen lebih lambat yaitu sekitar 4 bulan setelah tanam dengan interval pemanenan 3-7 hari.
Panen cabai rawit dilakukan pada buah yang tingkat kemasakannya sudah mencapai 80-90%.


Demikianlah ulasan mengenai teknologi budidaya cabai rawit ramah lingkungan, semoga artikel ini bermanfaat untuk anda.
Untuk membeli benih cabai ataupun perlengkapan pertanian lainnya silakan kunjungi SentraTani.com
Sumber : Channel Youtube AgroNews Indonesia