Teknik Produksi Benih Jagung Hibrida

Peningkatan produksi jagung dapat ditempuh antara lain dengan penggunaan varietas yang memiliki produktivitas tinggi dan jagung hibrida adalah salah satunya. Produktivitas jagung hibrida berkisar antara 10-13 ton/hektar lebih tinggi dibanding varietas komposit atau lokal yang hanya kurang dari 3 ton/hektar, namun penyediaan benih jagung hibrida khususnya di beberapa daerah di luar pulau Jawa masih terkendala karena masih terbatasnya produksi benih jagung ini. Untuk mengatasi permasalahan ini Pemerintah berusaha menggandeng para penangkar benih lokal untuk memproduksi benih jagung hibrida.

Jagung hibrida merupakan generasi pertama hasil persilangan 2 galur murni, jagung hibrida dirakit melalui persilangan galur atau plasma nutfah. Plasma nutfah sendiri memegang peranan yang sangat vital karena berperan dalam menentukan ketersediaan tetua unggul. Tetua yang berasal dari plasma nutfah superior dengan karakter agronomi ideal akan menghasilkan galur yang memiliki daya gabung yang baik.

Setelah galur tetua atau parents yang diinginkan telah diperoleh, baik itu tetua jantan maupun betina, maka proses selanjutnya adalah perbanyakan benih jagung hibrida.

Berikut ini ulasan mengenai teknik produksi benih jagung hibrida :

SYARAT TUMBUH

Dalam memproduksi jagung hibrida diperlukan sejumlah persyaratan diantaranya jagung dapat ditanam pada lahan kering, lahan sawah lebak, pasang surut dengan berbagai jenis tanah, pada berbagai iklim dan ketinggian tempat.

Untuk dapat tumbuh baik dan menghasilkan sesuai yang diinginkan, tanaman jagung membutuhkan lingkungan tumbuh dan sesuai antara lain :

  1. Tanah bertekstur ringan sampai sedang
  2. Tersedia air yang cukup selama pertumbuhan
  3. Lahan tidak tergenang
  4. Ketinggian tempat sampai 1000 mdpl

Dalam memproduksi benih jagung hibrida, lokasi harus terisolasi dari pertanaman jagung varietas lain. Isolasi dapat dilakukan berdasarkan jarak atau waktu.

Jika isolasi dengan jarak maka jarak lokasi pertanaman untuk produksi benih jagung hibrida dengan lokasi pertanaman jagung varietas lain minimal 300 m dengan tetap memperhatikan arah angin.

Jika isolasi waktu yang diterapkan, maka selisih waktu penanaman dengan varietas lain di sekitarnya minimal 3 minggu.

PENYIAPAN DAN PENGOLAHAN LAHAN

Lahan yang akan dipergunakan dibersihkan dari sisa-sisa tanaman sebelumnya, jika gulma dapat mengganggu pengolahan tanah, dapat diberikan herbisida kontak untuk mempercepat pengolahan tanah.

Selanjutnya pengolahan tanah dilakukan dengan menggunakan bajak dan di ikuti dengan garu atau sisir sampai tanah tidak berbongkah-bongkah dan rata.

PENYIAPAN BENIH

Setelah lahan selesai diolah selanjutnya yang perlu disiapkan adalah benih. Dalam pembentukan benih jagung hibrida dikenal ada 2 induk, yaitu induk tanaman jantan dan induk tanaman betina.

Dalam memproduksi benih jagung hibrida atau F1, kebutuhan benih untuk tanaman induk jantan sekitar ¼ dan kebutuhan induk betina ¾ dari kebutuhan total benih tergantung varietasnya.

Sebagai contoh, jika kebutuhan benih seluruhnya sebanyak 20 kg maka benih untuk induk jantan 5 kg dan induk betina 15 kg.

PENANAMAN

Dalam memproduksi benih jagung hibrida perbandingan antara baris induk tanaman jantan dan betina umumnya 1:3, satu baris tanaman jantan dan 3 baris tanaman betina, namun perbandingan ini sangat tergantung dari varietasnya.

Induk tanaman jantan umumnya mempunyai umur berbunga lebih lambat dibanding induk tanaman betina dengan perbedaannya berkisar antara 0-5 hari, oleh karena itu agar waktu berbunganya bersamaan dan dapat terjadi penyerbukan secara sempurna, maka untuk induk tanaman jantan ditanam lebih dahulu dengan selisih waktu berkisar antara 0-5 hari.

PEMELIHARAAN TANAMAN

Setelah 3-5 hari dari saat benih ditanam, biasanya benih sudah tumbuh menjadi tanaman kecil dan sudah muncul diatas permukaan tanah.

Pemupukan diberikan sebanyak 2-3 kali dengan porsi pemberian pupuk N pada setiap aplikasi yang perlu disesuaikan dengan stadia pertumbuhan tanaman.

Untuk memantau keseimbangan hara yang ada dalam tanaman utamanya unsur nitrogen atau N digunakan bagan warna daun atau BWD, jika berdasarkan pemantauan daun, unsur nitrogen menunjukkan kekurangan maka segera dilakukan penambahan nitrogen dan sebaliknya jika telah cukup maka tidak perlu ditambahkan.

Penggunaan BWD pada jagung diterapkan pada saat tanaman berumur 40-45 hari setelah tanam dengan catatan setelah pemupukan kedua diaplikasikan.

PENYIANGAN DAN PEMBUMBUNAN

Penyiangan pertama yang diikuti dengan pembumbunan dilakukan pada saat tanaman berumur 15-20 HST, penyiangan dan pembumbunan dapat dilakukan dengan menggunakan cangkul yang sekaligus menjadi saluran irigasi untuk pendistribusian air ke tanaman.

Jika diperlukan pada saat tanaman nanti membutuhkan air, penyiangan kedua dilakukan sesuai dengan kondisi pertumbuhan gulma di lapangan, pada umumnya dilakukan sesaat setelah pemupukan kedua.

PENGENDALIAN HAMA

Hama utama yang biasanya dijumpai pada pertanaman jagung adalah lalat bibit, penggerek batang dan tongkol.

Khusus untuk pencegahan serangan hama lalat bibit terutama pada daerah endemik lalat bibit dapat dilakukan dengan pemberian karbofuran bersamaan dengan penanaman benih pada lubang tanam dengan takaran 10-15 kg produk/hektar.

Pengendalian hama penggerek batang dilakukan jika terdapat serangan hama, untuk itu dapat diberikan karbofuran melalui pucuk tanaman dengan takaran 10 kg produk/hektar ( 3-4 butir/tanaman ).

PEMBERIAN AIR

Pemberian air perlu dilakukan jika tanaman menunjukkan gejala kekurangan air yaitu daun mulai menggulung. Pendistribusian air sebaiknya dilakukan melalui alur-alur diantara baris tanaman yang telah dibuat saat pembumbunan.

Selama pertumbuhan, tanaman jagung pada musim kemarau biasanya memerlukan pemberian air sampai 6-8 kali tergantung saat tanam dan tekstur tanahnya.

PENCABUTAN BUNGA JANTAN

Dalam memproduksi benih jagung hibrida, pencabutan bunga jantan pada induk tanaman betina harus dilakukan, hal ini dilakukan agar tidak terjadi penyerbukan sendiri, pencabutan bunga jantan pada induk tanaman betina dilakukan sebelum malai bunga jantan keluar atau saat bunga jantan masih terbungkus daun bendera. Untuk mencegah agar tidak ada tanaman yang terlewatkan tidak tercabut bunga jantannya, maka pencabutan dilakukan setip hari selama periode berbunga, pencabutan bunga jantan ini sebaiknya dilakukan pada pagi hari.

  

SELEKSI TANAMAN/ROGUING

Roguing dilakukan sebanyak 4 kali yaitu ;

Roguing pertama dilakukan pada saat umur tanaman 7-15 HST, dengan mengecek warna batang, tanaman yang tumbuh diluar barisan tanaman yang dikehendaki, bentuk daun, tinggi daun dan sebagainya.

Roguing kedua dilakukan pada saat  umur tanaman 32-35 HST, dengan mengecek warna batang, bentuk daun, tekstur daun dan bentuk lidah daun.

Roguing ketiga dilakukan pada saat umur tanaman 45-52 HST, dengan mengecek warna bunga betina/jantan, bentuk malai, posisi tongkol dan warna rambut yang tidak dikehendaki.

Roguing panen/seleksi tongkol yaitu tetua jantan dipanen lebih awal, lalu tetua betina sebagai benih hibrida.

PEMANENAN JAGUNG

Panen dapat dilakukan setelah masak fisiologis atau klobot telah mengering berwarna kecoklatan yaitu biji telah mengeras dan pangkal biji telah membentuk lapisan hitam atau black layer minimal 50% di setiap barisan biji, pada saat itu biasanya kadar air biji telah mencapai kurang dari 30%.

Semua tongkol yang telah lolos seleksi pertanaman di lapangan, dipanen kemudian dijemur di lantai jemur sampai kering sambil dilakukan seleksi tongkol.

Tongkol yang memenuhi kriteria diproses lebih lanjut untuk dijadikan benih.

PROSESING BENIH

Penjemuran tongkol dilakukan hingga kadar air biji mencapai sekitar 16%, selanjutnya dipipil dengan mesin pemipil dengan kecepatan sedang agar biji tidak pecah atau retak.

Setelah biji terpipil dilakukan sortasi biji dengan menggunakan ayakan yang diameternya disesuaikan dengan varietasnya atau ukuran ayakan yang disesuaikan dengan ukuran biji dari setiap varietas.

Biji-biji yang terpilih sebagai benih dijemur kembali sampai kadar air sekitar 9-10% dan benih siap dikemas.

Pengemasan dilakukan dalam kantong plastik yang mempunyai ketebalan 0,2 mm, sebaiknya plastik yang digunakan tidak tembus cahaya dan berwarna putih.

Benih yang sudah dikemas sebaiknya disimpan dalam ruangan ber AC agar umur benih lebih lama.

Demikian ulasan mengenai teknik produksi benih jagung hibrida, semoga artikel ini bisa menambah wawasan dan bermanfaat untuk anda.

Untuk membeli benih jagung maupun perlengkapan pertanian lainnya silakan kunjungi SentraTani.com

Sumber : Channel Youtube Pustaka Kementerian Pertanian