Cara Membuat Vertikultur Sederhana

Seiring dengan pertumbuhan penduduk yang mencapai 2% per tahun berdampak pada pengalihan fungsi lahan pertanian, menjadi lahan pemukiman, pemekaran kota bahkan industri, sayangnya alih fungsi lahan tersebut tidak di imbangi dengan pembukaan lahan pertanian baru, kondisi demikian terpengaruh pada ketahanan pangan dan keseimbangan alam dalam penyediaan oksigen bagi kehidupan manusia pada umumnya, melihat kondisi yang demikian cara bercocok tanam dengan sistem vertikultur merupakan sebuah alternatif.

Vertikultur pada dasarnya merupakan cara bertanam yang dilakukan dengan menempatkan media tanam pada tempat atau wadah yang disusun secara vertikal atau tegak lurus, wadah yang digunakan dapat berupa paralon, kaleng atau bambu petung yang disusun secara vertikal dan horizontal.

Langkah awal dan Cara Membuat Vertikultur Sederhana adalah menyiapkan pembuatan konstruksi  vertikultur. Bahan dalam pembuatan vertikultur sederhana diantaranya yaitu paralon dengan diameter 5 inchi.

Peralatan yang digunakan yakni gergaji, cutter, meteran, lampu dari spiritus atau lilin dan kayu seukuran lengan atau berdiameter sekitar 6 cm yang diruncingkan.

Adapun langkah-langkah pembuatannya adalah sebagai berikut :

  • Potong paralon sepanjang 1 meter
  • Buat lubang tanam yang diawali dengan mengukur jarak lubang tanam
  • Lubang tanam dibuat menyilang dengan ukuran jarak sekitar 60 cm, setelah tempat yang akan dijadikan lubang tanam siap, selanjutnya gergaji paralon dengan lebar kurang lebih 5 cm
  • Bagian bawah bekas gergaji tadi dipanaskan hingga paralon menjadi lebih lentur
  • Langkah selanjutnya setelah paralon lentur yakni memasukkan kayu yang ujungnya telah diruncingkan, kemudian mendinginkan paralon   menggunakan kain basah
  • Masukkan konstruksi/paralon ke dalam sepatu yang terbuat dari semen

Bercocok tanam vertikultur membutuhkan media tanam yang remah tidak bersudut-sudut, tanah lapisan atas yang bersifat gembur baik digunakan sebagai media vertikultur, karena penetrasi perakaran lebih mudah dan kuat dalam pencengkeraman. Selain kuat untuk mencengkeram, media juga harus mudah dalam mendistribusi nutrisi dalam suatu konstruksi. Media tanam yang baik untuk digunakan diantaranya berupa campuran tanah, sekam padi dan pupuk organik dengan perbandingan 1:1:1, campurkan hingga merata, kemudian masukkan kedalam konstruksi/paralon hingga penuh.

Siram media dengan air dari atas tepat di tengah konstruksi sebanyak 1-2 gembor per konstruksi.

Jumlah tanaman satu konstruksi sangat tergantung pada jenis tanaman, namun pada dasarnya tanaman tidak saling tumpang tindih.

Penanaman dapat dilakukan secara langsung menggunakan benih/biji atau pemindahan tanaman menggunakan bibit cabutan hasil dari persemaian biji.

Benih ditanam pada lubang tanam dengan kedalaman 0,5-1 cm, sedangkan jika menggunakan bibit cukup satu batang per lubang tanam dengan kedalaman tanam sekitar 3 cm.

Cara pembibitan pada vertikultur sama dengan cara menyemai pada sistem penanaman konvensional. Pada umumnya setelah bibit berumur 18 hari atau memiliki 2 pasang daun maka bibit tersebut siap ditanam.

Pemeliharaan tanaman yang perlu dilakukan adalah membersihkan lingkungan dan gulma, kebersihan lingkungan juga perlu dilakukan dengan melakukan penyiangan tanaman.

Penyiangan tanaman dilakukan secepat mungkin dengan mencabut gulma yang tumbuh disekitar tanaman maupun konstruksi. Keberadaan gulma sangat mengganggu pertumbuhan tanaman bahkan selalu berkompetisi memperebutkan nutrisi dengan tanaman utama.

Penyiangan tanaman dilakukan sebelum gulma berbunga atau pembentukan biji, karena biji gulma mudah tersebar. Selanjutnya gulma yang telah terkumpul, dikeluarkan dari area tanaman untuk dibenamkan pada lokasi atau sekitar lokasi.

Agar dapat tumbuh maksimal, pemupukan dilakukan mulai dari pupuk dasar, sementara pupuk susulan pertama dilakukan pada fase pertumbuhan vegetatif awal, pupuk susulan kedua diberikan pada fase pertumbuhan vegetatif akhir. Pupuk susulan ketiga diberikan pada fase pengisian buah atau pembentukan buah dan pemupukan susulan selanjutnya diberikan untuk mempertahankan pertumbuhan tanaman.

Tanaman yang dibudidayakan dengan cara vertikultur memerlukan pengairan yang cukup teratur untuk pertumbuhan, terutama pada saat pengisian buah.

Pemberian air dilakukan dengan cara menyiramkan air menggunakan selang atau gembor ke dalam media pada konstruksi sampai kapasitas lapang, yakni air menetes keluar konstruksi. Konstruksi diupayakan selalu lembab agar kebutuhan air tercukupi.

Frekuensi pemberian air selalu meningkat agar rasio transpirasi ( transpirasi adalah proses hilangnya air dari tumbuhan melalui permukaan daun atau bagian lain dari tumbuhan ) dan penyiraman seimbang.

Lakukan penyiraman satu kali sehari atau dengan melihat kondisi media tanam, jia media tanam berupa pasir penyiraman dilakukan 2 kali sehari, bisa juga dengan menambahkan pupuk cair dengan interval 2 minggu sekali.

Budidaya dengan cara vertikultur karena menggunakan bahan berbasis lokalitas serta umur yang relatif pendek dan pemeliharaan yang sangat sederhana merupakan alternatif bertani di lahan yang sempit.

Demikian ulasan mengenai Cara Membuat Vertikultur Sederhana, semoga artikel ini dapat menambah wawasan dan bermanfaat untuk anda.

Untuk membeli bibit, benih, pupuk, pestisida ataupun perlengkapan pertanian lainnya silakan kunjungi SentraTani.com

Sumber : Channel Youtube TVRI Jogja