Cara Budidaya Tanaman Jagung

Jagung adalah salah satu tanaman pangan penghasil karbohidrat, di beberapa daerah jagung merupakan tanaman pokok, jagung juga sudah menjadi komponen penting pakan ternak, selain itu jagung dimanfaatkan sebagai sumber minyak pangan, bahan dasar tepung, bahan baku industri farmasi dan lain sebagainya.

Jagung mudah tumbuh sehingga mudah untuk membudidayakannya, jagung tidak menuntut persyaratan lingkungan yang terlalu ketat, ia dapat tumbuh pada berbagai macam tanah bahkan pada kondisi tanah yang agak kering.

Tetapi untuk pertumbuhan optimalnya jagung menghendaki beberapa persyaratan dan cara budidaya tanaman jagung yang tepat sebagaimana yang telah dianjurkan badan penelitian dan pengembangan pertanian ( BALITBANGTAN ) Kementerian Pertanian yaitu sebagai berikut :

Dalam budidaya jagung, hal pertama yang harus diperhatikan adalah lahan yang akan digunakan untuk budidaya, apakah lahan sawah, ladang, tadah hujan atau berupa sawah tadah hujan, sawah irigasi teknis atau non teknis. Jika jenis lahan sudah ditentukan maka varietas jagung yang akan dibudidayakan bisa ditentukan pula.

Seperti contoh, jika lahan yang digunakan berupa sawah irigasi teknis maka varietas jagung yang dipilih adalah varietas yang adaptif pada lahan yang optimal, jika lahan yang digunakan merupakan tadah hujan maka varietas yang digunakan adalah varietas yang toleran terhadap kekeringan.

Pada fase pembungaan dan pengisian biji tanaman jagung perlu mendapatkan cukup air dan cukup sinar matahari. Tanaman jagung yang ternaungi pertumbuhannya akan terhambat, merana dan memberikan hasil biji yang kurang baik bahkan tidak dapat membentuk buah.

Suhu yang dikehendaki tanaman jagung antara 21-34 derajat celcius, suhu optimum antara 21-33 derajat celcius, pH tanah antara 5,6-7,5 dengan jenis tanah Andosol ( berasal dari gunung berapi, Latosol, Grumosol ataupun tanah berpasir. Ketinggian tempat 1000-1800 mdpl, ketinggian optimum 0-600 mdpl.

Keberhasilan budidaya jagung perlu memperhatikan tahap penanamannya antara lain penyiapan lahan, benih, penanaman, pemupukan, pemeliharaan dan panen.

Tahap Penyiapan Lahan

Penyiapan lahan tergantung pada tekstur tanah, tekstur berat memerlukan pengolahan intensif sedangkan tekstur ringan sampai sedang dengan OTM ( olah tanah minimum ) atau TOT ( tanpa olah tanah ).

Buat bedengan dengan tinggi 20 cm, buat got keliling, buat juga saluran drainase ( jeblosan ) agar air segera tuntas dan tidak tergenang.

Tahap Penanaman

Jarak tanam 75 cm x 20 cm, 1 tanaman per rumpun atau jarak tanam  40×20 cm, 2 tanaman per rumpun, penanaman dengan sistem tugal 3-5 cm setelah biji ditanam kemudian tutup kembali.

Tahap pemupukan

Pemupukan harus dilakukan  berimbang dan sesuai anjuran, pemupukan 2 kali saat tanam dan 30 hari setelah tanam.

Buat lubang dengan tugal di samping lubang benih, setelah diberi pupuk tutup kembali dengan tanah.

Tahap Pengairan

Pengairan merupakan bagian paling vital dalam perawatan tanaman, keterlambatan dalam pengairan dapat  menurunkan hasil panen sampai 1 ton per hektar. Adapun pengairan yang paling ideal dilakukan setiap 20 hari sekali.

Pengendalian Gulma

Bersihkan gulma yang ada di sekitar tanaman, tanaman harus bersih dari rumput, karena dari hasil penelitian, pada lahan yang banyak ditumbuhi rumput bisa menurunkan hasil sampai 30 %.

Pengendalian Hama Dan Penyakit

Hama yang biasa menyerang tanaman jagung antara lain :

  1.      Lalat bibit ( atherigona exiga sein )

Gejalanya yaitu daun berubah warna menjadi kekuningan, bagian yang terserang mengalami pembusukan sehingga tanaman menjadi layu, kerdil atau bahkan mati.

Pengendaliannya yaitu melakukan penanaman secara serempak, tanaman yang terserang dicabut dan dibuang dan sanitasi lahan secara kimiawi.

  1.      Ulat Grayak ( spodoptera litura )

Jika tanaman terserang ulat grayak daun bagian atas akan terpotong dan daun bisa menjadi habis, ulat ini sangat ganas karena dalam semalam bisa menyerang tanaman dengan luar biasa.

Pencegahannya dilakukan penanaman serempak di areal yang luas, penyemprotan pestisida organik ataupun kimia.

Adapun penyakit tanaman jagung antara lain :

  1.      Penyakit Bulai ( peronosclospora maydis )

Penyebabnya adalah jamur peronosclospora sp, berkembang pada suhu 27 derajat celcius ke atas di udara yang lembab.

Gejalanya adalah, pada umur 2-3 minggu daun runcing, kecil, kaku dan pertumbuhan batang terhambat, sedangkan pada umur 3-5 minggu mengalami gangguan pertumbuhan.

  1.      Bercak Daun ( bipolaris maydis syn. )

Gejalanya berupa bercak memanjang dan teratur berwarna kuning dan dikelilingi warna coklat, bercak berkembang dan meluas dari ujung sampai pangkal daun.

  1.      Karat Daun ( puccinia polysora )

Disebabkan oleh Jamur Puccinia Sorghi, dengan gejala pada tanaman dewasa , daun tua terdapat titik-titik berwarna merah kecoklatan seperti karat.

  1.      Busuk Tongkol ( fusarium moniliforme )

Disebabkan oleh Jamur Fusarium dengan gejala janggel jagung berwarna merah jambu dan merah kecoklatan kemudian berubah menjadi warna coklat sawo matang.

Tahap Pemanenan

Umur panen jagung tergantung pada varietas yang digunakan, yaitu :

Berumur pendek ( genjah ) : 75-90 hari

Berumur sedang ( tengahan ) : 90-110 hari

Berumur panjang ( dalam ) : lebih dari 110 hari

Jagung siap dipanen dengan tongkol atau klobot mulai mengering, ditandai adanya lapisan hitam pada biji bagian lembaga, biji kering, keras dan mengkilat apabila ditekan tidak membekas.

Demikian penjelasan cara budidaya tanaman jagung semoga bermanfaat untuk anda.

Untuk membeli benih jagung silakan kunjungi SentraTani.com