Cara Budidaya Cabe Keriting Yang Benar

Cabe merupakan salah satu bahan utama masakan nusantara, meskipun pedas banyak disukai, hal ini tercermin dari banyaknya kebutuhan cabe nasional yang mencapai 1,12-1,2 juta ton per tahun, dan produksi cabe nasional mencapai 1,2-1,9 juta ton per tahun, dari jumlah ini 600.000 ton diantaranya merupakan cabe merah keriting.

Cabe keriting merupakan tanaman komersial karena hasilnya mudah dipasarkan.

Agar produksinya optimal dibutuhkan cara dan waktu budidaya yang tepat, untuk itu diperlukan benih bermutu yang jelas daya produksinya dan dapat diterima pasar, dan sesuaikan benih dengan lokasi penanaman yaitu dataran tinggi atau dataran rendah.

Jika anda tertarik budidaya cabe keriting, berikut ini kami paparkan tahapan-tahapan cara budidaya cabe keriting yang benar.

Tahap persiapan lahan

Gemburkan lahan dengan cara ditraktor atau dicangkul,

Buat bedengan dengan ukuran lebar 110-120 cm, tinggi 40-50 cm, sedangkan jarak antar bedengan 60-70 cm, sedangkan panjangnya disesuaikan dengan kondisi lahan yang digunakan.

Taburkan kapur pertanian atau dolomit pada bedengan, aplikasi dolomit ini dilakukan pada H-26, kebutuhannya disesuaikan dengan tingkat keasaman tanah sebelum diberi perlakuan, misalnya jika pH awalnya 6 maka kebutuhan dolomitnya sebanyak 750 kg/hektar, secara lengkap kebutuhan dolomit dapat dilihat pada tabel berikut.

Berikan pupuk organik sebanyak 20 ton per hektar atau rata-rata 1 kg per tanaman, ditambahkan racun insektisida dengan bahan aktif karbofuran sebanyak 20 kg per hektar atau 1 gram per tanaman, sebaiknya hindari penggunaan pupuk kandang dari unggas terutama pada musim hujan.

Pupuk organik dan insektisida ini ditaburkan secara alur di kiri kanan bedengan tempat dimana cabe akan ditanam.Pupuk organik ini diberikan pada H-19.

Tambahkan juga pupuk dasar kimia pada bedengan jumlah pupuk kimia dihitung berdasarkan kebutuhan per tanaman, yaitu Urea 15 gram, SP-36 30 gram, KCL 25 gram dan Boron 0,5 gram.

Jika susah mendapatkan Urea dan KCL bisa diganti dengan NPK sebanyak 10 gram per tanaman.

Pupuk dasar kimia ini diaplikasikan pada H-5, pupuk kimia ini ditaburkan secara alur di tengah bedengan dan tidak diaduk

Setelah pemberian pupuk dasar, bedengan ditutup dengan tanah secara merata dan rapikan permukaan bedengan.

Tutup bedengan dengan mulsa hitam perak, dengan warna perak di bagian atas. Pemasangan mulsa sebaiknya dilakukan siang hari agar mulsa mudah ditarik dan dikembangkan maksimal.

Buat lubang tanam pada bedengan dengan cara melubangi plastik mulsa secara hati-hati, paling lambat 1 hari sebelum pindah tanam.

Tahap Persemaian

Sebelum ditanam pada bedengan, benih cabe disemai terlebih dahulu, kegiatan persemaian dapat dilakukan berbarengan dengan pengolahan lahan yaitu 3 minggu sebelum pindah tanam.

Penyemaian dapat dilakukan pada pot tray, mini polybag berdiameter 3-5 cm atau sistem sosis, jika menggunakan polybag, lubangi bagian ujungnya.

Media semai yang digunakan adalah berupa campuran tanah yang diayak sebanyak 2 ember, pupuk organik 1 ember ditambah 165 gram TSP atau SP 36 yang dihaluskan, serta 75 gram karbofuran.

Komposisi media semai ini cukup untuk 300 polybag, sementara kebutuhan benihnya antara 200-250 gram per hektar.

Siapkan juga tempat untuk menyusun polybag tersebut, setelah tersusun rapi siram media semai tersebut sampai jenuh yang ditandai dengan keluarnya air dari lubang ujung bawah polybag, sementara pada sistem sosis sebelum dipotong-potong rendam terlebih dahulu sekitar 5-10 menit. Penyemaian benih siap dilakukan.

Masukkan satu benih ke dalam setiap lubang tanam pada polybag  sedalam 0,5 cm, setelah seluruh polybag terisi benih, tutup dengan tanah hasil ayakan, untuk mempercepat perkecambahan, persemaian ditutup plastik berwarna gelap.

Untuk menghindari terpaan hujan, persemaian diberi naungan dari plastik transparan atau sungkup dengan tinggi minimal 50 cm.

Sekitar 3-5 hari setelah semai, plastik penutup persemaian dibuka, biasanya benih sudah mulai berkecambah.

Guna mendapat bibit cabe keriting yang sehat, persemaian perlu dirawat dengan baik, bila tidak hujan, plastik sungkup digulung setiap pagi dan dipasang kembali menjelang sore tiba.

Jika diperlukan siram persemaian secara merata setiap pagi dan sore.

Antara 3-5 hari sekali persemaian disemprot dengan campuran pupuk daun, fungisida dan insektisida, hal ini dilakukan untuk  mengejar pertumbuhan sekaligus menghindari serangan hama dan penyakit.

Tahap pindah tanam dan perawatan

Satu hari sebelum pindah tanam buat lubang tanam pada bedengan dengan cara melubangi mulsa secara hati-hati, jarak ideal tanaman cabe keriting yaitu 50-60 cm untuk jarak dalam barisan dan 60-70 cm jarak antar barisan.

Dengan lebar bedengan 110-120 cm maka tiap bedengan dapat ditanami 2 baris tanaman.

Bibit siap dipindah tanam jika sudah memiliki daun sejati sebanyak 4-5 helai atau sudah berusia 20-25 hari setelah semai, waktu pindah tanam yang terbaik adalah sore hari.

Sebelum dipindah tanam, polybag semai disiram terlebih dahulu hingga jenuh, agar saat dilepas dan bibit dipindah tanam, tanah polybag tidak hancur. Tanam bibit  pada lubang tanam dengan permukaan pangkal tanaman sejajar dengan permukaan mulsa plastik dan lakukan penyiraman setelah selesai penanaman.

Perlu diperhatikan juga jangan sampai ada rongga udara antara mulsa dan tanah dibawahnya, rongga udara ini bisa bertemperatur tinggi sehingga dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman bahkan menyebabkan kematian tanaman.

Agar tanaman tumbuh tegak dan tidak roboh saat diterpa angin dan hujan tanaman dipasangi ajir, ajir sepanjang 1,5-2 meter dipasang tegak dengan cara membenamkan sedalam 25 cm kedalam tanah dan berjarak 10-15 cm dari tanaman. Pemasangan ajir sebaiknya dilakukan pada 1-7 hari setelah tanam agar tidak mengganggu sistem perakaran tanaman.

Titik krusial budidaya cabe keriting berada pada masa sehari setelah tanam  hingga menjelang panen, selama itu pula tanaman mesti dirawat secara optimal.

Garis besar pemeliharaan tanaman meliputi penyulaman, pengairan , pemupukan susulan dan pengendalian hama penyakit.

Penanaman kembali atau penyulaman dilakukan pada tanaman yang gagal tumbuh atau mati, dan dilakukan sesegera mungkin selambat-lambatnya 7 hari setelah tanam agar pertumbuhan tanaman menjadi seragam.

Tanaman cabe keriting butuh air tapi tidak berlebih sehingga, lakukan penyiraman secara berkala terutama di musim kemarau, kecukupan air menjadi demikian penting ketika tanaman masuk fase pembungaan dan pembentukan buah.

Tahap Pemupukan

Selain kecukupan air, cabe keriting perlu kecukupan unsur hara untuk dapat tumbuh dan berkembang optimal, oleh karena itu dosis dan waktu aplikasi pupuk susulan harus tepat diberikan.

Pemupukan susulan dilakukan pada fase vegetatif yaitu pada usia 10-30 HST dan fase generatif diatas 30 HST.

Pemupukan pada fase vegetatif dilakukan sebanyak 3 kali yaitu pada usia 10 HST,17 HST dan 25 HST. Sedangkan pada fase generatif dilakukan pada usia 30-35 HST, 40-45 HST, 55-60 HST dan 75 HST, pemupukan berikutnya dilakukan 2 minggu sekali sampai tanaman berusia 120 HST.

Untuk ragam dan dosis pupuk yang dibutuhkan secara lengkap dapat dilihat pada tabel berikut.

Pada usia 10-15 HST juga dilakukan perempelan atau pewiwilan tunas yang ada pada ketiak daun, perempelan juga jangan sampai telat dilakukan karena untuk efisiensi unsur hara dalam mengoptimalkan pertumbuhan, perempelan sebaiknya dilakukan pada pagi hari. Perempelan dilakukan 5-6 kali hingga tunas-tunas air dibawah percabangan utama tidak tampak lagi, berbarengan dengan perempelan tunas air, lakukan pula pengikatan tanaman ke ajir dengan hati-hati, jangan menarik tanaman terlalu keras hingga mengganggu sistem perakaran.

Pengikatan pertama dilakukan di batang  dan setelah tanaman meninggi dilakukan pada percabangan pertama.

Yang tak kalah penting adalah tahap pengendalian hama dan penyakit dan penyiangan rumput. Jenis hama yang biasa menyerang tanaman cabe adalah thrips, ulat grayak, tungau, kutu daun, kutu kebul dan lalat buah. Sedangkan penyakit utamanya adalah virus kuning, antraknosa, bercak daun, busuk buah dan layu fusarium.

Mengingat serangan hama dan penyakit tidak mengenal musim, maka untuk mencegah serangan hama dan penyakit sebaiknya dibuat jadwal penyemprotan. Dosis semprot dan konsentrasi racun disesuaikan dengan yang tertera pada label kemasan racun pestisida.

Sebelum aplikasi pilih insektisida maupun fungisida sesuai jasad sasaran, misalnya untuk mengendalikan virus kuning, jasad sasarannya adalah kutu kebul, karena hama ini yang menularkan virus kuning.

Begitu juga gulma yang tumbuh di parit antar  bedengan juga harus dibersihkan karena menjadi sarang hama.

Penggunaan fungisida atau insektisida sebaiknya tidak terus menerus menggunakan satu bahan aktif yang sama, tetapi diselang seling dengan beberapa merek yang bahan aktif dan cara kerjanya berbeda hal ini untuk menghindari kekebalan pada jasad sasaran.

Tahap pemanenan

Memasuki umur 100-120 HST tergantung varietas yang ditanam, cabe keriting sudah mulai dapat dipanen. Cabe keriting umumnya dapat dipanen 15-20 kali dengan interval 2-3 hari sekali, dengan populasi 20.000 tanaman per hektar, dan produktivitas 1-1,2 kg per tanaman, maka hasil panennya menembus 20 ton per hektar.

Demikian penjelasan dan tahapan-tahapan cara budidaya cabe keriting yang benar., semoga bermanfaat untuk anda.

Untuk membeli benih cabe silakan kunjungi SentraTani.com